Jumat, 12 Februari 2016

VIROLOGI, AMOEBA

MAKALAH VIROLOGI
(AMOEBA)
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Virologi dan Parasitologi

logo unfari.png
Disusun oleh :
-     Rika Handayani
D1A140970
-     Nuri Nur Azizah
D1A140865
-     Yuni Esti Rahayu
D1A140961
-     Ika Nurul Hikmah
D1A140911
-     Mega Selviana
D1A140993
-     Mira Sofia
D1A140964
Kelas             : Non Reg A-10A



UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jl. Cisaranten Kulon No. 140 Soekarno Hatta Bandung


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya makalah ini. Makalah yang kami buat ini berisi  informasi mengenai sel amoeba. Makalah ini memberikan pengetahuan yang besar mengenai sel amoeba, terutama untuk mahasiswa farmasi. Selain menyajikan materi yang dikehendaki kurikulum, makalah ini menyajikan gambaran umum, morfologi dan anatomi serta patologi amoeba. Setiap materi dibahas dengan rinci dan disertai berbagai contoh yang memudahkan untuk memahaminya. 
Makalah ini dapat mempermudah mahasiswa memahami apa itu sel amoeba. Makalah ini dapat menambah wawasan pembaca. Untuk menunjang pemahaman pembaca, kami menjabarkan materi sesuai dengan materi yang ada.
Akhir kata, hanya ucapan terimakasih yang dapat kami sampaikan kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kehidupan kita.







      Bandung, Januari 2016


           
               Penyusun








BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Gambaran Umum
Para Amoeba (jamak amoebae atau Amuba) ditemukan di habitat darat serta air. Bahkan, dapat berkembang di hampir semua jenis habitat. Beberapa parasit di alam, sehingga menyebabkan kerusakan pada manusia dan hewan. Sampai saat ini, enam spesies parasit diidentifikasi yang menyebabkan ringan sampai penyakit berat pada manusia. Oleh karena itu, ini organisme eukariotik uniseluler secara luas dipelajari dalam mikrobiologi. Mari kita bahas secara singkat tentang fitur karakteristik Amoeba tersebut.
Sebuah membran sel membungkus sitoplasma sel dan organel dari Amoeba. Karena tidak ada dinding sel, struktur selular yang tidak pasti. Hal ini dapat memperlihatkan dalam bentuk apapun, berdasarkan kondisi sekitarnya. Ia memiliki pseudopodia untuk keperluan penggerak dan makan. Para pseudopods adalah perpanjangan dari sitoplasma. Amoeba menelan makanan dengan cara fagositosis, yang berarti mengelilingi bakteri atau protista kecil lainnya, dan mengeluarkan enzim pencernaan ke dalam vakuola. Pencernaan partikel makanan terjadi dalam vakuola dengan bantuan tindakan enzimatik.
Sebuah Amoeba dapat memiliki lebih dari dua inti dalam sel. Mirip dengan protozoa lain, mereproduksi secara aseksual baik oleh mitosis atau sitokinesis. Di bawah divisi kuat dari Amoeba, porsi yang berisi inti selamat, sedangkan bagian tanpa inti mati. Ketika organisme terkena lingkungan mematikan, ternyata menjadi bentuk aktif, yang dikenal sebagai kista amuba. Ini terus tetap dalam bentuk kista sampai bertemu kondisi lingkungan normal.
Banyak jenis amoeba yang hidup mandiri, antara lain Amoeba proteus, namun ada yang hidup parasitis dan menyebabkan penyakit disentri pada manusia dan hewan (anjing dan kucing), yaitu Entamoeba histolityca (Brotowijoyo, 1986 hal: 64).
Ukuran Amoeba berkisar antara 200-300 mikron, bentuknya selalu berubah-ubah. Sitoplasma dibagi menjadi dua bagian, yaitu ektoplasma yang jernih, dan endoplasma yang lebih keruh. Inti sebuah, pipih, bulat. Selalu ada satu vakuola kontraktil dan banyak vakuola makanan (Brotowijoyo, 1986 hal: 64).
Amoeba bergerak dengan cara mengalirkan penjuluran protoplasma yaitu pseudopodia. Proses penjaluran itu nampaknya adalah pencairan sementara bagian luar endoplasma yang kental (plasmagel). Karena pencairan itu terjadi plasmosol. Jika kemudian plasmosol iti dikentalkan kembali, maka penjuluran protoplasma itu tertarik kembali, dan begitu seterusnya (Brotowijoyo, 1986 hal: 64).
Menurut Kastawi dkk (2003 hal: 28) amoeba ada yang dibungkus cangkang atau tanpa selubung cangkang (telanjang). Amoeba telanjang dari genus Amoeba dan Pelomyxa bentuknya asimetris dan bentuk ini selalu berubah. Sebaliknya amoeba bercangkang memperlihatkan simetris bagian luarnya (cangkangnya).

Sitoplasma terbagi dalam ekto dan endoplasma, pseudopodia ada yang tipe lobopodia (pada amoeba telanjang) atau tipe filopodia (pada amoeba bercangkang). Pada lobopodia, penjuluran lebih besar dan mengandung ekto dan endoplasma, sedang pada filopodia lebih kecil dan hanya tersusun dari ektoplasma (Kastawi, dkk. 2003 hal: 28).
Cangkang berasal dari sekresi sitoplasma berupa silica atau khitin, atau materi dari luar yang melekat. Amoeba melekat pada dinding dalam cangkang dengan perantara penjuluran protoplasma. Cangkang selalu memiliki bidang terbuka untuk penjuluran sitoplasma, dan karenanya bentuk cangkang sering mirip helm/topi (Kastawi, dkk.2003 hal: 28).
1.1.1 Karakteristik Sel Amoeba
Amoeba termasuk dalam kelas Rhizopoda pada filum Protozoa. Secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon  artinya hewan. Jadi,Protozoa adalah hewan pertama. Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tunggal (unisel). Namun demikian, Protozoa merupakan system yang serba bisa. Semua tugas tubuh dapat dilakukan oleh satu sel saja tanpa mengalami tumpang tindih. Ukuaran tubuhnya antaran 3-1000 mikron. Bentuk tubuh macam-macam ada yang seperti bola, bulat memanjang, atau seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Juga ada memiliki fligel atau bersilia. Protozoa hidup di air atau tempat  yang basah. Protozoa hidup secara soliter atau bentuk koloni. Didalam ekosistem air protozoa merupakan zooplankton.
Permukan tubuh Protozoa dibayangi oleh membransel yang tipis, elastis, permeable, yang tersusun dari bahan lipoprotein, sehingga bentuknya  mudah berubah-ubah.
Beberapa jenis protozoa memiliki rangka luar ( cangkok) dari zat kersik dan kapur. Apabila kondisi lingkungan tempat tinggal tiba-tiba menjadi jelek, Protozoa membentuk kista. Dan menjadi aktif lagi. Organel yang terdapat didalam sel antara lain nucleus, badan golgi, mikrokondria, plastida, dan vakluola. Nutrisi protozoa bermacam-macam. Ada yang holozoik (heterotrof), yaitu makanannya berupa organisme lainnya. Ada pula yang holofilik (autotrof), yaitu dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat organic dengan bantuan klorofit dan cahaya. Selain itu ada yang bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan organic dari organisme yang telah mati adapula yang bersifat parasitik. Apabila protozoa dibandingkan dengan tumbuhan unisel, terdapat banyak perbedaan tetapi ada persamaannya. Hal ini mungkin protozoa meriupakan bentuk peralihan dari bentuk sel tumbuhan ke bentuk sel hewan dalam perjalanan evolusinya. 










1.2     Klasifikasi Amoeba
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjj9avJPbdD16hC8Zk7uXPmwciI6jTCAWal6YVS7kaR5YBh7KsPpm7xO0i86MOGAhMXj2bE9LKn5nLZXOcKAcabjTB3nWTBVfTAkyN6EJZpWRfxRqPAW-Uqz26hdy0RK8R9Br3W1vXq6cs/s1600/taksonomi+protozoa.GIF

klasifikasi-protozoa
Amuba sangat sensitif terhadap rangsangan, yang jelas dari penyusutan atau perluasan sel, tergantung pada kondisi sekitarnya. Seperti untuk menjaga tekanan osmotik dalam sel, vakuola bertanggung jawab untuk hal yang sama. Ketika Amoeba disimpan dalam larutan garam hipertonik (pekat), sel menyusut dan mencegah masuknya garam. Sebaliknya, bila terkena air tawar hipotonik, sel Amoeba mengembang dan membengkak.
Datang ke taksonomi organisme ini, sering tidak jelas dan membingungkan karena Amoeba memiliki fitur morfologi yang khas. Hal ini juga sebagian karena fakta bahwa banyak spesies lain protista menyerupai eukariot uniseluler ini dalam anatomi dan perilaku mereka. Salah satu ciri khas yang membedakan Amoeba laut dari yang dari spesies air tawar adalah kurangnya vakuola kontraktil dan enzim mereka. Mari kita lihat bagaimana Amoeba diklasifikasikan secara ilmiah.
Domain : Eukaryota
Kerajaan / Kingdom : Protoza
Filum / Phylum  : Amoebozoa
Subfillum / Subphylum : Lobosa
Kelas / Class: Tubulinea
Subkelas/Subclass : Sarcodina
Bangsa /Order : Tubulinida
Keluarga / Family : Amoebidae
Marga / Genus : Amoeba
Spesies /Species : 
Amoeba gorgonia Pen.
Amoeba limicola Rhumb.
Amoeba proteus Pal.
Amoeba vespertillo Pen.
Studi ilmiah sedang berlangsung untuk mengklasifikasikan Amoeba dengan menggunakan subunit ribosom RNA (rRNA SSU) gen kecil. Seperti Amoeba adalah salah satu bentuk yang paling sederhana dari organisme eukariotik di Bumi, sering dianggap sebagai organisme perwakilan dalam proses evolusi. Juga, dipelajari secara ekstensif dalam penelitian sel dalam rangka untuk menentukan hubungan antara sitoplasma dan inti sel.
Klasifikasi Amoeba berdasarkan tempat hidupnya Amoeba dibedakan menjadi :
a.    Ektamoeba : hidup di luar tubuh organisme (hidup bebas)
contoh: Amoeba proteus
b.   Entamoeba : hidup di dalam organisme / manusia
contoh:
§  Entamoeba histolityca (parasit usus halus manusia penyebab Disentri)
§  Entamoeba coli (hidup dalam colon/usus besar manusia).Tidak bersifat parasit, tetapi kadang dapat menyebabkan buang air besar terus-menerus.
§  Entamoeba ginggivalis hidup dalam rongga mulutmerusak gigi dan gusi, karena menguraikan sisa makanan

1.3     Siklus Hidup
Siklus hidup dari seluruh amoeba usus hampir sama. Bentuk infektif adalah kista. Sedangkan untuk bentuk tidak aktif adalah tropozoit.
Gambar Siklus Hidup Amoeba
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUeeunpJgwrdQmQuIn683FQX6TSIVqRf1syGSMm6ONpbJe6S3dBpbGqVmo7VJXTu1RavktJiuPxyro52QG1L_LZgl7iiSZFPXylU-ellDSdj1495rs8qY-vzWo8vTbUdsDZnVabSuNMns/s1600/Amebiasis_LifeCycle.gif
(Sumber: www.dpd.cdc.gov/dpdx)
Siklus hidup Entamoeba  lebih sederhana dibandingkan dengan siklus hidup parasit yang lain. Siklus hidup dari Entamoeba akan mengalami perubahan dalam tiga bentuk, yaitu tropozoit, prekista, dan kista (Neva, dkk, 1994). Infeksi hanya terjadi apabila kista yang telah matang masuk ke dalam saluran pencernaan melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi, sedangkan bila tropozoit yang tertelan, maka ia dihancurkan dalam lambung tanpa menyebabkan infeksi. Kista yang telah masuk ke dalam sistem pencernaan akan masuk ke dalam usus.
Di dalam usus kista akan mengalami exystasi, sehingga dinding kista akan robek dan amoeba akan keluar sebagai bentuk metakista berinti empat. Secara langsung metakista akan membelah menjadi delapan tropozoit kecil. Tropozoit dilengkapi dengan pseudopodia untuk membantu pergerakan.
http://reader13.docslide.net/store13/html5/422015/55cf8f50550346703b9b0c5f/bg2.png
Di dalam usus tropozoit dapat :
1) menginfeksi jaringan hospes,
2) hidup di lumen usus besar tanpa invasi, atau
3) menjadi kista.
Invasi pada jaringan menyebabkan   perdarahan   yang   mana   sel–sel   darah   merah   akan   dimakan oleh tropozoit. Tropozoit ini memasuki jaringan usus dan merusak epitel dari usus besar dengan memproduksi enzim proteolitik. Di dalam usus besar, tropozoit melakukan penyerapan  nutrisi,   tumbuh,   dan  berkembang  biak  secara aseksual dengan  cara membelah diri. Perkembangbiakan ini dilakukan untuk pembentukan koloni.
Tropozoit dari jaringan usus dapat dibawa ke organ ekstraintestinal vena porta, seperti hati, otak, paru-paru, dll. Hati adalah organ yang paling sering diserang selain usus, karena di dalam hati trophozoit akan memakan sel parenkim hati sehingga menyebabkan kerusakan hati. Sebagian koloni tropozoit akan tetap berada di dalam usus besar untuk membentuk kolonisasi primer. Koloni tropozoit yang lain akan melanjutkan perjalanan menuju anus. Selama perjalanannya, protozoit akan berubah menjadi prekista. Bentuknya akan mengecil dan berbentuk spheric dengan ukuran 3,5-20 um (Brown, 1979). Bentuk kista yang matang mengandung kromatoid untuk menyimpan unsur nutrisi glycogen yang digunakan sebagai sumber energi. Kista ini adalah bentuk inaktif yang akan keluar melalui feses setengah padat. Sedangkan untuk tropozoit akan dikeluarkan ke lingkungan saat diare, dan untuk prekista akan dikeluarkan dalam semi feses.
Amoeba yang dapat menyebabkan penyakit amoebiasis hanyalah  Entamoeba histolytica. Predileksi dari  E. histolytica  adalah sekum, rektum, sigmoid (Sutanto, 2008). Seluruh kolon dan rektum akan dihinggapi apabila infeksi sudah berat.




BAB II
MORFOLOGI dan ANATOMI

2.1      Entamoeba histolitica
Penyakitnya disebut: amebiasis (masa inkubasi: 1-14 minggu), disentri amoeba, hepatitis amoeba (infeksi pada hepar)
2.1.1   Morfologi
Dalam feses ditemukan dalam bentuk: tropozoit, pre-kista, kista.
Tropozoit (reproduksi: pembelahan biner)
Ukuran: 10–60 u (15-60 u) paling banyak antara 15-30 u.
Terdiri dari :
a.    Ektoplasma :  
-       ± 1/3 dari seluruh tubuh
-       Warnanya jernih
-       Bisa membentuk pseudopodia yang aktif; pseudopodia ini seperti jari-jari tangan (pembentukannya cepat).
b.  Endoplasma :
-       Terletak sebelah dalam dari ektoplasma
-       Lebih padat dan banyak granula
-       Sering mengandung RBC yang utuh atau telah mengalami desintegrasi
-       Biasanya tak mengandung bakteria atau partikel asing
c.  Satu Nukleus :
-       Letaknya eksentrik
-       Pada pengecatan hematoxylin memperlihatkan nukleomembran dan dilapisi oleh granuler kromatin uniform di permukaan dalam.
-       Satu karyosome terletak di bagian central dan dikelilingi oleh suatu kapsul yang tampak seperti halo
-       Tampak benang-benang fibril tersebar secara radiair ke bagian perifer nucleus
-       Pergerakannya progressif dengan pseudopodia
 Pre-kista
-       Tak berwarna
-       Bentuknya bulat atau oval, lebih kecil daripada tropozoit akan tetapi lebih kecil daripada kista.
-       Inclusion bodies tidak ada
-       Pergerakan pseudopodia lamban
-       Tak ada pergerakan yang progressif
Kista (reproduksi: metasistik amuba)
-       Bentuk     : bulat atau oval
-       Dinding    : tampak tegas
-       Ukuran    : 5-20 u
-       Sitoplasma mengandung :
·      Vacuola
·      chromatoid bodies yang berbentuk sausage. Chromatoid bodies tersebut akan hilang apabila kista itu menjadi matang. Kista yang immature mengandung satu inti
Kista yang mature (infektif) mengandung 4 inti yang lebih kecil. Baik kista yang berinti satu maupun 4 semuanya bisa keluar melalui feses.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3QCI2X1fs7M-dCCs2dTRSE9puWOqNRaDvryzUBtIHZjqe43jxC_OdWKXqQzkfeuntIlS0KkBI2fVVKVZ5jDAEqBTs5I1AFmzxlWFauQGQ9-MbAKXQ0ke0J9eiW90hMdERwhzAyz61Avo/s1600/tropozoit+e.histo.jpg
 Tropozoit Entamoeba histolitica
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFM_iIsPJdRcHpJQlG_x3Qt6SShuVKny54CBtJKL_u2NYKOUK6yH6Nsbphe_67ga_62sOAQNFxb6n7AQspUMkLE2RJD0u1dVbPHuzZfI-hStK1i1MUU6TivJMx8TAxi-P8D1Wv35nAxZU/s1600/kista+e.histo.jpg
Kista Entamoeba histolitica
2.1.2   Siklus hidup
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCUWfnbEnxISwqaiVxgtPXQRrwBi0T3lKBEpcGzQShmztQ94OsDRvios9zIvV4TqevyxbfuZSHUOMG5OIgR83k_EjHNSkkjk6vAVQy86vNpJCjbHu8Zx9ur-JuHJWazeHCD_R_76xgWO4/s640/siklus+hidup+histolitica.gif



2.2      Entamoeba coli 
·      Sinonim: Entamoeba hominis/Amoeba coli
·      Nonpatogenik
·      Habitat: lumen usus besar
·      Siklus hidup sama dengan Entamoeba histolitica
2.2.1   Morfologi
Terdiri dari 3 bentuk:
Tropozoit
-   Dijumpai pada diarrhoeic stool
-   Ukuran 15 – 50 u
-   Merupakan tropozoit terbesar di lumen usus besar
-   Pseudopoda pendek dan lebar
-   Gerak lambat
-   Batas ekto&endoplasma (granuler) tidak jelas
-   Endoplasma dipadati oleh vacuola makanan dan mengandung bakteri, tidak ada RBC
Nukleus:
·      Satu  buah
·      Dinding tebal
·      Satu karyosome besar, eksentrik
·      Kromatin kasar, tidak sama besar, granula terletak di membran nukleus
Dalam feses ditemukan dalam bentuk: tropozoit, pre-kista, kista.
Pre-kista
-   Tidak mengambil makanan
-   Bentuk bulat/lonjong
-   Masih banyak vacuola makanan
Kista 
-   Mula-mula inti 1 --> inti 8
-   Inti 2 --> massa glikogen besar
-   Ukuran 20 – 30 u
-   Terdapat vakuola glikogen
-   Terdapat chromatoid bodies seperti jarum / massa irregular
-   Ekskistasi    : inti 8 bisa menjadi inti 4
-   Chromatoid body tidak terdapat pada kista inti 8
-   Kista matang    : vakuola glikogen kecil/hilang
-   Inti kecil tapi identik
2.2.2   Gambaran


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKmekMk-KsuaLJ-yYop9UtfzxH4DthSwj93nyQJBCxzgLYD0_l0LA7sy87YTSCQFUSN-xecICISnOlUbR5MtbCDRDThzHPAT9mYE4cXuiIEZ-_6kLLMxTQRxE7s6MAyyI6i7wWFz0X6p8/s1600/tropozoit+e.coli.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoxyESQu7gCPEDLuX8rPojhnQwklMZM_4U4bnJ9MqQ6vYTIiDkrHeHyFbpMcDGBDVTaVfRxSA6AgKue8e5LpjoGhvSdqMhCr2I_9dPbEAgOh6ZuAQwQ47QZZy-PD020CV29iG-x6I0zLI/s1600/pre-kista+e.coli.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4EwIp87kU2lUI_acHU8EfNx87Ohiq1qX2LxlfxWHcduM1FNTSbFQGlee4jXDSnmxnOKgB9q-A6QGDyfLjSWiIM5aaczrA1ri9W8CqLASLy6afqyMdt8VGUD14C1QH3zLIRMkjaBNWVXY/s1600/kista+e.coli.jpg
tropozoit Entamoeba coli
pre-kista Entamoeba coli
kista Entamoeba coli
2.3      Endolimax nana
·      Sinonim: Endolimax intestinalis, Entamoeba nana
·      Nonpatogenik
2.3.1   Morfologi
Tropozoit
-       Ektoplasma sempit
-       Gerak lambat, cair > aktif
-       Pseudopoda pendek/tumpul
-       Vakuola mengandung bakteri
-       RBC (-)
-       Nukleus :
·       Kecil
·       Karyosome besar, irreguler, eksentrik.
·       Benang achromatic keluar dari karyosome --> membentuk nucleus
·       Kromatin membentuk nukleus (-)
Pre-kista
-       Bentuk bulat/lonjong
-       Ujung tumpul
-       Tidak mengambil makanan
Kista 
-   Bentuk bulat/lonjong
-   Ukuran 5-14 u
-   Uku Inti 1, 2 atau 4
-   Kista mature : inti 4
-   HI : nukleus tampak jelas
-   Kadang chromatoid body seperti lengkung kecil
-   Pembelahan binair

2.3.2   Gambaran


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilgBLFgzA1Dw8bX3uw_RD40eh-JSYqOq8nCUqM64qX2lL2gtY262KHrr7Mq0Hu23TsKIshDrEoA7i-YffQ7bGD3fCHX1aHNaqfP3oSN_AJ5uHnuAACSKILnWznHj_QofW3ywswZrmRTHk/s200/tropozoit+e.nana.gif

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhV2hFJrU_atwGWPujnmY9Z7zkzj-0mXP6G93sKxbKW2lNU8yivGjonkyz0-umkLQRkdG4IMZ2l4fLGy2m0b0BgofjtuUttfMRBzNjbSjjESicYPhDLOlGp6mwhA6rI6Uukq76w-04snNc/s200/kista+e.nana.gif




2.4      Iodamoeba butschlii 
·      Sinonim: Entamoeba butschlii
·      Nonpatogenik
2.4.1   Morfologi
Tropozoit
-       Tropozoit jarang ditemukan dalam tinja, Ukuran 6-25 u
-       Gerak aktif progresif pada feses segar, lamban pada feses yang lama
-       Batas ekto&endaplasma tidak jelas
-       Endoplasma penuh granula, RBC (-)
-       Vacuola makanan mengandung bakteri/yeast
-       Nukleus :
·       Ukuran 2 - 3,5 u
·       Karyosome besar
·       Karyosome sentral/eksentrik
·       Karyosome dikelilingi globules yang refraktil
·       Benang achromatic dari sentral ke perifer
Pre-kista
-       Tidak mengambil makanan
-       Lebih kompak
Kista 
-       Bentuk oval, 6 – 15 u
-       Inti 1, jarang 2
-       Vakuola glikogen besar, 1 – 2 buah
-       Chromatoid body (-)
-       Granula kromatin menempel pada satu sisi sehingga inti tampak seperti keranjang (basket nucleus)

2.4.2   Gambaran


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9EdSVWt2SItsqkuwpwEAXQ6T9IBuFzRFT1syG_sTLATNN3bBS21VDTQQQ175vaVQBalP7cA3OYKs8ZK4HYqfN6Cfjuu8NtAv2ORA5Qa4CxD8z0W2wTpt1ZKQhsZ9_t6-qik4NryfAVNA/s200/tropozoit+i.butschlii.png

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhn4sX4GvVyPtzQCunRqdc-VUxYnjoXX5uqoH5k_4V8vG8VDrecEVz5GlozIK6Ggj14IfL0hYExn4CKqXcxKHwa49VMyboJ2iaCrOLCAQaVx90EP7AfgOT10FoIZkerXSpxj9-_xiabn3g/s200/kista+i.butschlii.png








2.5      Dientamoeba fragilis
·       Jarang ditemukan, hanya ada bentuk tropozoit
·      Tidak menembus jaringan
2.5.1   Morfologi
Tropozoit
-       Ukuran 3 – 22 u, biasanya 5 – 12 u
-       Sitoplasma sangat rapuh
-       Banyak vakuola makanan, bakteri (+), RBC (-)
-       Pseudopoda triangular, lobus, pinggir bergerigi
-       Bergerak aktif
-       Batas ekto&endoplasma jelas
-       Nukleus 2 buah
-       Kromatin besar, biasanya 6 buah, berkelompok seperti bintang
Pre-kista
-       Tidak mengambil makanan
-       Lebih kompak
Kista 
-       Bentuk oval, 6 – 15 u
-       Inti 1, jarang 2
-       Vakuola glikogen besar, 1 – 2 buah
-       Chromatoid body (-)
-       Granula kromatin menempel pada satu sisi sehingga inti tampak seperti keranjang (basket nucleus)

2.5.2   Siklus hidup


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtL3C92gQJWeQ5tIkuLdl7HXk_xVNWddiSP5D8DBghIXIO0gkrXc1B4jnY_hv3QWAE9pyo1s0dyB7ckqRDX70ztcmcpmPdrD1uDEtUX7VHC7k1udaa23dwkF0iGkLu-xxMaqKNTyOQwfQ/s1600/d.fragilis.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEge44DVf8rCKD37nlZJwYKektfg41jmie9O3GPZV2kQXk3aYrdnLD77RVi6Hd03CrBh13Wdsc72_YuJGfY4g-gPCsWTpB6FyZr_BQEtVZbWWCYEqlrRKUv18o8HwNsSafc3t2yKNjINObo/s400/siklus+hidup+d.fragilis.png
       Dientamoeba fragilis



2.6      Entamoeba gingivalis
·      Sinonim: Entamoeba buccalis
·      Penularan melalui droplet mulut, gelas
·      Hanya mempunyai bentuk tropozoit
2.6.1   Morfologi
-          Hanya ada bentuk tropozoit, tidak ada bentuk kista
-          Ukuran 5 – 35 u, rata-rata 10 – 20 u
-          Gerak aktif
-          Batas ekto&endoplasma jelas
-          Pseusopoda multiple, panjang&berlobus / pendek& tumpul
-          Endoplasma mengandung vakuola makanan dengan WBC & sel epitel di dalamnya.
-          Jarang ada RBC.
-          Nukleus:         
·     chromatin pada membran kasar
·     Karyosome kecil agak sentral
2.6.2   Gambaran


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLqGtSgdBJJGgK-FtqOl9_s47jUOLEiEhf4kEUzwNJTrlawmr_fVmQu4aKuUCWjrBVr0NXY8wWyE_VdDXXaXi2NafT7H-pmbzeG-GBNFKb7X_L68iLz1K8YZrPVKSXj_coQKfAfX4HHH4/s200/e.gingivalis.jpg

       Entamoeba gingivalis
















BAB III
PATOLOGI

3.1     Ameba Yang Hidup di Rongga Usus Besar
3.1.1        Entamoeba histoytica
Sebagai hospes adalah manusia dengan penyakit  amebiasis.
Cara menegakkan diagnosis / diagnosis banding.
Diagnosa dapat ditegakkan dengan
1.      Diagnosa klinik
2.      Diagnosa laboratorium      
3.      Radio foto, dan
4.      Test imunologi
Diagnosa untuk Amoebiasis hystolitica dapat dibagi :
1. Amoebiasis intestinal akut, dapat ditegakkan dengan :
a. Gejala klinik yaitu diare yang terjadi ± 10 kali sehari disertai demem dan sindrome disentri.
b. Laboratorium dengan ditemukannya E. Hystolitica stadium hystolitica pada tinja encer yang bercampur darah . Pada pemeriksaan darah terjadi leukositosis.
2. Amoebiasis intestinal akut, dapat ditegakkan dengan :
a. Gejala klinik: diare bergantian dengan koptipasi. Jika terjadi eksaserbasi akut, biasanya terjadi sindroma disentri.
b. Laboratorium, menemukan E. Hystolitica stadium kista padfa tinja yang agak padat. Pada pemeriksaan ini lebih sulit untuk menemukan parasit ini, maka perlu dilakukan pemeriksaan berulang sampai tiga kali. Dapat pula dilakukan sigmoidoskopi dan reaksi serologi.
3. Amoebiasis hepatitis
a. Pemeriksaan klinik, penderita datang dengan kesakitan, membungkuk seperti menggendong perut sebelah kanan, disertasi demam, berat badan menurun atau nafsu makan berkurang. Pada palpasi hati teraba hati yang membesar dengan nyeri tekan.
b. Laboratorium, darah ditemukan leukositosis. Pada biopsi dasar abses ditemukan E. Hystolitica stadium hystolitica. Pada aspirasi nanah dapat ditemukan E. Hystolitica stadium hystolitica. Bila tidak ditemukan, dapat dilakukan test serologi yaitu test haemaglutinasi dan test immunologi.
4.  Amoebiasis paru
a.  Pemeriksaan klinik sukar dibedakan dengan infeksi paru lainnya, hal ini karena tidak ada laporan mengenai gejala klinik yang khas dari amoebiasis paru.
b. Laboratorium, sputum penderita yang berasal dari penyebaran amoebiasis secara hematogen akan ditemukan E. Hystolitica stadium hystolitica.


Pengobatan.
Menggunakan obat amebisid yang penting yaitu :
1. Emetin hidroklorida
Obat ini berkhasiat terhadap bentuk histolitika. Pemberian emetin ini hanya efektif bila diberikan secara parenteral, karena pada pemberian secara oral absorpsinya tidak sempurna. Toksisitasnya relatif tinggi, terutama terhadap otot  jantung. Dosis maksimum untuk orang dewasa adalah 65 mg/hr, dan anak di bawah 8 tahun 10 mg/hr. Lama pengobatan 4-6 hari.
2. Klorokuin
Obat ini merupakan amebisit jaringan, berkhasiat terhadap bentuk histoitika. Efek samping dan efek toksiknya bersifat ringan, antara lain mual, muntah, diare, dan sakit kepala. Dosis untuk orang dewasa adalah 1 g/hr selama 2 hari, kemudian 500 mg/hari selama 2-3 minggu. Obat ini juga efektif untuk amebiasis hati.
3.  Antibiotik
Tetrasiklin dan eritromisin bekerja secara tidak langsung sebagai amebisit dengan mempegaruhi flora usus. Paromomisin bekerja langsung pada ameba. Dosis yang di anjurkan adalah 25 mg/kg berat badan/hari selama 5 hari, diberikan secara terbagi.
4.  Metronidazol ( Nitroimidazol )
Metronidazol merupakan obat pilihan, karena efektif terhadap bentuk histolitika dan bentuk kista. Efek samping ringan, antara lain mual, muntah, dan pusing. Dosis untuk orang dewasa adalah 2 gr/hari selama 3 hari berturut-turut, diberikan secara terbagi.
Epidemiologi
1. Amebiosis ditularkan oleh pengandung kista matang (carrier) karena tinjanya merupakan sumber infeksi.
2. Air, makanan, sayuran, dan lalat yang terkontaminasi oleh tinja carrier dapat sebagai sumber infeksi.
3. Kista matang sebagai bentuk infektif dapat hidup 10-14 hari (dalam air), ± 12 hari (lingkungan lembab dan dingin. Tahan terhadap klor (cl2).
4. Kista mati pada suhu 500 C dan kering.

3.1.2        Entamoeba coli
Entamoeba coli bukan merupakan golongan yang patogen baik terhadap manusia maupun hewan (hidup komensal di usus besar).
Cara menegakkan diagnosis / diagnosis banding
Diagnosa ditegakan dengan menemukan bentuk trofozoit atau bentuk kista dalam tinja
Pengobatan
Karena Entamoeba coli bukan merupakan bakteri patogen (flora normal), maka tidak ada pengobatan untuk Entamoeba coli.

Epidemiologi
Entamoeba coli tidak menimbulkan penyakit pada manusia.
3.1.3        Entamoeba hartmani
Entamoeba hartmanni dianggap nonpathogenic. Walaupun Entamoeba hartmanni dianggap nonpathogenic, protozoa ini dapat dianggap sebagai indikator dari kontaminasi fecal.
Cara menegakkan diagnosis / diagnosis banding
Karena pada sediaan basah organisme ini sulit dibedakan dengan amoeba lain yang berukuran hampir sama, identifikasinya dilakukan dengan sediaan pulasan permanen. Dengan pengukuran yang akurat akan lebih memastikan diagnosa.
Pengobatan
Tidak ada sistem pengobatan untuk Entamoeba hartmani karena spesies Rhizopoda jenis ini bukan merupakan organisme yang patogen pada manusia

3.1.4        Iodamoeba butschlii
Sama seperti Entamoeba hartmani, Iodamoena butschlii juga bukan merupakan ameba patogen pada tubuh manusia atau tidak berbahaya dan hanya hidup komensal di usus besar.
Gambaran klinis
Karena Iodamoeba butschlii bukan merupakan ameba yang patogen, maka tidak menyababkan penyakit sehingga tidak ada gejala klinis yang dapat ditemukan sebagai akibat dari Iodamoeba butschlii.
Cara menegakkan diagnosis / diagnosis banding
Meski kistanya dapat diidentifikasikan dengan sediaan basah, terutama bila vakuol dipulas dengan iodium, trofosoitnya sulit dideteksi dan diidentifikasi tanpa sediaan pulasan permanen.
Pengobatan
Tidak ada pengobatan untuk Iodamoeba butschlii karena tidak bersifat patogen.

3.1.5        Dientamoeba fragilis
Infeksi oleh Dientamoeba fragilis disebut Dientamoebiasis,dengan gejala nyeri di bagian perut, penurunan berat badan, diare, anoreksia, mual-mual, dan demam. Jika infeksi sudah kronis, gejala yang muncul akan berlangsung hingga lebih dari dua bulan.
Gambaran klinis
Ciri – ciri orang yang terinfeksi Dientamoeba fragilis akan mengalami penurunan berat badan, diare, anorexia, nyeri di bagian perut, mual, serta demam dalam waktu yang cukup lama.
Cara menegakkan diagnosis / diagnosis banding
Diagnosa tergantunbg dari teknik pengumpulan dan teknik prosesing yang benar ( paling sedikit disiapkian 3 spesimen tinja ).
Morfologi masanya terbatas, sehingga pemerikisaan tinjanya harus segera diawetkan/ fiksatif setelah defekasi. Yang penting dibuat pilasan permanen dan diperiksa dengan mikroskop obyektif 100x + oil emersi

3.1.6        Endolimax nana
Bukan merupakan amoeba yang patogen pada tubuh manusia.
Cara menegakkan diagnosis / diagnosis banding
Diagnosa pasti dilakukan berdasarkan pulasan pernmanen, kista dapat diidentifikasi berdasarkan pemeriksaan basah sepertiteknik konsentrasi dan flotasi. Kariosom keempat intinya sangat refraktil pada sediaan basah.

3.2     Ameba yang hidup di Rongga Mulut
3.2.1        Entamoeba gingivalis
Entamoeba gingivalis sebelumnya dianggap parasit yang komensal, sampai akhirnya beberapa peneliti menemukan bahwa E. gingivalis bersifat patogen yaitu dapat memfagosit sel darah putih dan sel darah merah.
Cara menegakkan diagnosis / diagnosis bandin
Diagnosa ditemukan dalam pulasan permanen, dimana fragmen inti dari sel darah putih dapat terlihat dalam vakuola makanan yang biasanya lebih besar dari pada E. Hystolitica, karena E, gingivalis merupakan satu-satunya spesies yang hanya memfagosit sel lekosit.



















BAB IV
PENUTUP

4.1     Kesimpulan
Setelah pembahasan mengenai amoeba dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa tidak semua spesies Ampeba merupakan patogen, akan tetapi penting untuk dipelajari sebagai pembanding dengan spesies yang lain.
4.2     Saran
Kepada pembaca sekalian, penulis menyarankan agar pembaca sekalian menjaga kesehatan dan kebersihan diri sehingga terhindar dari infeksi ameba yang patogen. Terapi obat dapat menyembuhkan amebiasis dalam beberapa minggu. Namun, karena obat tidak dapat mencegah Anda dari mendapatkan terinfeksi lagi, ulangi episode amebiasis dapat terjadi jika Anda terus hidup atau bepergian ke daerah dimana amuba ditemukan. 
Diantara anak-anak di negara berkembang, terutama bayi dan orang-orang muda dari 5, amebiasis pencernaan bisa berakibat fatal. Seluruh dunia, amebiasis adalah penyebab paling umum ketiga kematian karena infeksi parasit.
















DAFTAR PUSTAKA

Hadioetomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Gramedia. Jakarta.
http//:www.education.com
http//:www.blogspotadibah.com
Kimball, J. W. 1992. Biologi Jilid 1 Edisi ke lima. Erlangga. Jakarta
Lim, Daniel. 1998. Mikrobiologi Dasar. Erlangga. Jakarta.
Istamar Syamsuri. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Sugiarti, S. dkk. 2002Avertebrata Air Jilid I. Depok : Penebar Swadaya.
Http//www. Google.com
Http//wikipedia.com
Brown, Harold W. 1979. Dasar Parasitologi Klinis. Jakarta: PT Gramedia
Neva A and Brown HW. 1994. Basic Clinical Parasitology. 6th edition. Prentice-Hall Intenational Inc. pp.
Sutanto dkk. 2008. Parasitologi Kedokteran. Penerbit: FKUI Jakarta